Pemerintah memiliki delapan istana kepresidenan yang tersebar di beberapa kota di Indonesia dengan sejarah, fungsi dan keunikan tersendiri. Meski terkenal sebagai pusat kegiatan kenegaraan, fakta menarik tentang istana-istana ini yang jarang diketahui publik.
1. Istana Merdeka
Terletak di Monumen Nasional, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta. Sebagai salah satu dari delapan istana kepresidenan, Istana Merdeka memiliki nilai historis, politik, dan budaya yang sangat penting. Namun, tahukah kalian bahwa istana ini dulunya bukan dibangun untuk pemerintahan? Istana Merdeka dibangun pada masa kolonial Belanda, tepatnya pada tahun 1873. Awalnya, istana ini dikenal sebagai Paleis van de Gouverneur-Generaal atau Istana Gubernur Jenderal karena digunakan sebagai kediaman resmi bagi para pemimpin kolonial Belanda di Hindia Belanda sebelum akhirnya diambil alih oleh pemerintah kolonial. Pada tahun 1949, setelah Belanda secara resmi mengakui kedaulatan Indonesia, Istana ini diberi nama “Istana Merdeka” sebagai lambang kemerdekaan bangsa.
2. Istana Negara
Masih di Jakarta, tepat di Jalan Veteran, Jakarta Pusat. Istana ini memiliki sejarah yang lebih panjang. Dibangun pada tahun 1796, jauh sebelum kemerdekaan Indonesia. Awalnya, bangunan ini dikenal sebagai “Het Groote Huis” atau Rumah Besar dan digunakan sebagai kediaman resmi para gubernur jenderal Hindia Belanda. Pada masa kolonial, bangunan ini menjadi pusat pemerintahan dan tempat berlangsungnya berbagai acara penting seperti pesta dan pertemuan resmi dengan pejabat asing. Seiring dengan perkembangan sejarah Indonesia, Istana Negara kemudian diambil alih oleh pemerintah Republik Indonesia setelah kemerdekaan pada tahun 1945. Istana ini menjadi salah satu simbol kekuasaan negara yang digunakan oleh para presiden Indonesia untuk berbagai acara resmi, termasuk upacara kenegaraan, jamuan diplomatik, dan pertemuan dengan tamu negara dari seluruh dunia.
3. Istana Bogor
Awalnya, Istana Bogor dibangun pada tahun 1744 sebagai kediaman peristirahatan untuk Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Gustaaf Willem van Imhoff. Tempat ini dipilih karena lokasinya yang sejuk, di kaki Gunung Salak, jauh dari panasnya Jakarta. Pada saat itu, Bogor dikenal sebagai daerah yang tenang dan kaya dengan pepohonan tropis, sehingga cocok dijadikan tempat istirahat bagi para pejabat tinggi kolonial. Seiring waktu, bangunan istana mengalami beberapa perubahan dan perluasan terutama setelah gempa bumi besar pada tahun 1834 yang merusak sebagian bangunannya. Setelah dipugar, Istana Bogor menjadi kediaman resmi bagi banyak gubernur jenderal Belanda hingga masa kemerdekaan Indonesia. Setelah Indonesia merdeka, Istana Bogor menjadi salah satu istana kepresidenan resmi dan Presiden Soekarno sering menggunakan istana ini untuk menjamu tamu-tamu negara termasuk para pemimpin dunia. Peran penting Istana Bogor terus berlanjut hingga saat ini dan menjadi tempat pertemuan kenegaraan, diskusi politik dan acara seremonial. Salah satu ciri khas Istana Bogor adalah keberadaan ratusan rusa yang berkeliaran bebas di halaman istana. Rusa-rusa ini awalnya dibawa dari Nepal oleh Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles pada abad ke-19.
4. Istana Cipanas
Istana Cipanas, yang terletak di kaki Gunung Gede, memiliki satu keunikan yang jarang ditemukan di istana kepresidenan lainnya—yaitu adanya sumber air panas alami di area istana. Air panas ini menjadi alasan utama pembangunan istana di tempat ini pada abad ke-18. Hingga kini, air panas tersebut masih digunakan untuk keperluan pribadi presiden atau tamu negara yang berkunjung ke Cipanas.
5. Istana Tampaksiring
Jika kebanyakan istana kepresidenan di Indonesia dibangun pada masa kolonial, Istana Tampaksiring di Bali merupakan satu-satunya yang dibangun setelah Indonesia merdeka. Dibangun atas perintah Presiden Sukarno pada 1957, istana ini dirancang sebagai tempat peristirahatan sekaligus tempat penyelenggaraan pertemuan penting. Terletak di pegunungan yang sejuk dan asri, Tampaksiring menawarkan keindahan alam yang menakjubkan.
6. Gedung Agung Yogyakarta
Gedung Agung di Yogyakarta tidak hanya berfungsi sebagai istana kepresidenan, tetapi juga menjadi tempat penyimpanan banyak karya seni berharga. Beberapa di antaranya adalah lukisan-lukisan karya seniman terkenal Indonesia yang menggambarkan perjuangan kemerdekaan dan peristiwa sejarah lainnya. Selain itu, bangunan ini juga menjadi saksi penting sejarah perjuangan bangsa, terutama saat Yogyakarta menjadi ibu kota sementara Republik Indonesia pada tahun 1946.
7. Istana Negara IKN
8. Istana Garuda IKN
Delapan istana kepresidenan Indonesia tersebut tidak hanya berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan simbol kekuasaan, tetapi juga menyimpan cerita-cerita menarik yang jarang diketahui publik. Dari arsitektur megah hingga kisah-kisah sejarah. Dimana setiap istana memiliki karakteristik unik yang mencerminkan kekayaan sejarah dan budaya Indonesia. Fakta-fakta ini menunjukkan betapa pentingnya peran istana-istana ini dalam perjalanan bangsa, sekaligus menjadi warisan budaya yang patut dilestarikan.