Di tengah tantangan global seperti pandemi dan perubahan sosial-ekonomi, fenomena loss learning semakin menjadi perhatian utama dalam dunia pendidikan. Istilah ini merujuk pada hilangnya kesempatan belajar atau penurunan kemampuan siswa akibat gangguan pada sistem pendidikan. Masalah ini tidak hanya mengancam kemajuan individu, namun dapat memperburuk kesenjangan pendidikan yang sudah ada terutama di kalangan siswa dari latar belakang kurang mampu. Jika tidak segera ditangani, loss learning dapat meninggalkan dampak jangka panjang pada kualitas sumber daya manusia suatu bangsa.
Loss learning tidak hanya memengaruhi kemampuan akademik, namun juga keterampilan sosial, emosional, dan kognitif siswa. Siswa yang mengalami keterbatasan akses ke teknologi atau pembelajaran tatap muka sering kali tertinggal dibandingkan teman-temannya yang memiliki fasilitas lebih baik. Kondisi ini menciptakan jurang kesenjangan yang semakin lebar terutama di wilayah terpencil dan kelompok masyarakat dengan ekonomi rentan. Dalam jangka panjang, ketimpangan ini dapat memperburuk siklus kemiskinan dan mengurangi mobilitas sosial.
Kesenjangan pendidikan adalah tantangan yang kompleks yang meliputi faktor sosial, ekonomi, dan geografis. Saat pandemi memaksa sistem pendidikan beralih ke metode daring, banyak siswa dari keluarga tidak mampu yang kehilangan kesempatan belajar karena kurangnya akses ke internet, perangkat digital, atau lingkungan belajar yang kondusif. Selain itu, kualitas pendidikan yang tidak merata antara sekolah di perkotaan dan pedesaan memperparah situasi ini.
Setiap hari yang berlalu tanpa tindakan nyata memperburuk kondisi loss learning dan kesenjangan pendidikan. Pemerintah, pendidik, dan masyarakat harus segera mengambil langkah kolektif untuk memastikan akses pendidikan yang merata yang dapat dilakukan melalui penyediaan infrastruktur teknologi, pelatihan guru, dan pengembangan program remedial untuk siswa yang tertinggal. Mengabaikan masalah ini berarti membiarkan generasi muda kehilangan potensi mereka untuk berkontribusi pada pembangunan bangsa. Mengatasi loss learning membutuhkan kolaborasi semua pihak. Investasi dalam pendidikan yang inklusif seperti membangun fasilitas belajar yang terjangkau dan menciptakan kurikulum yang adaptif adalah kunci untuk mengurangi kesenjangan. Program pendampingan berbasis komunitas dan pemberian beasiswa kepada siswa kurang mampu juga dapat membantu mereka mengejar ketertinggalan. Dengan komitmen bersama, kita dapat mengubah tantangan ini menjadi peluang untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih adil dan berkelanjutan.
Check Also
Alternate Universe: Membayangkan Realitas Lain di Dunia yang Berbeda
Pernahkah Anda membayangkan bagaimana hidup Anda jika memilih jalur karier yang berbeda? Atau bagaimana jika …