Memelihara satwa liar di rumah mungkin terlihat menarik dan unik, tetapi praktik ini menyimpan banyak risiko yang seringkali tidak disadari oleh pemilik. Satwa liar memiliki insting alami yang berbeda dari hewan peliharaan sehingga mereka cenderung sulit beradaptasi dengan lingkungan manusia. Ketidakmampuan untuk memahami kebutuhan spesifik hewan liar ini dapat menyebabkan stres berat, gangguan kesehatan, dan perilaku agresif pada hewan.
Selain membahayakan kesejahteraan hewan, memelihara satwa liar juga dapat menimbulkan risiko kesehatan bagi pemiliknya. Banyak satwa liar membawa penyakit zoonosis yakni penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Rabies, salmonelosis, dan tuberkulosis adalah beberapa contoh penyakit berbahaya yang dapat menyebar melalui kontak dengan satwa liar. Kondisi lingkungan rumah yang tidak sesuai juga sering memperburuk kesehatan satwa tersebut, yang pada akhirnya meningkatkan risiko penyebaran penyakit.
Dari segi keamanan, hewan liar memiliki potensi perilaku agresif yang sulit diprediksi terutama ketika merasa terancam atau stres. Walaupun kelihatan jinak saat kecil, insting alami mereka dapat muncul kapan saja. Kasus serangan terhadap pemilik atau orang lain yang tinggal di rumah sering terjadi karena pemilik tidak siap menghadapi perilaku alami hewan tersebut. Hal tersebut tidak hanya sangat membahayakan manusia, tetapi juga dapat mengakibatkan cedera serius pada hewan itu sendiri, terutama jika pemilik berusaha mengekang perilakunya secara paksa.
Di luar risiko bagi manusia dan hewan, memelihara satwa liar juga berkontribusi pada masalah konservasi dan lingkungan. Banyak satwa liar yang ditangkap dari habitat alami mereka, menyebabkan gangguan ekosistem dan mengurangi populasi di alam liar. Praktik ini juga sering terkait dengan perdagangan satwa ilegal yang merupakan ancaman besar bagi keberlanjutan spesies. Memahami konsekuensi ini penting untuk menjaga kesejahteraan hewan dan melindungi lingkungan kita.
